Proyek Cut and Fill adalah salah satu jenis proyek konstruksi yang melibatkan pemotongan tanah dan pengisian kembali ke area yang telah digali. Proyek ini biasanya digunakan untuk membuat fondasi, memperbaiki lereng, atau mengurangi kecuraman tanah. Namun, proyek Cut and Fill juga dapat berisiko tinggi jika tidak dijalankan dengan benar. Untuk mengurangi risiko dan memastikan keselamatan dan keamanan pekerja, peran HSE sangat penting dalam proyek Cut and Fill. HSE (Health, Safety and Environtmen) atau K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) adalah bagian khusus dalam pelaksanaan proyek yang bertanggung jawab mengawasi, melaporkan, dan memastikan kesehatan dan keselamatan para pekerja. Para pekerja ada aset perusahaan dan harus mendapat perlakukan dan pelrindungan yang layak dalam bekerja.
HSE (Health, Safety, and Environment) adalah sebuah program yang bertujuan untuk memastikan kesehatan, keselamatan, dan lingkungan kerja yang aman bagi semua karyawan. Program ini melibatkan upaya untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja, mengurangi risiko terhadap lingkungan, dan mempromosikan kesadaran akan kesehatan dan keselamatan kerja. Dalam proyek Cut and Fill, program HSE harus diimplementasikan dan dijalankan dengan benar untuk memastikan keberhasilan proyek serta keselamatan dan kesehatan para pekerja.
Seorang Supervisor HSE harus menyusun rencana kerja dan sistem penagwasan K3 yang baik dan rinci seusai dengan jenis pekerjaan yang dikerjakan. Semakin beresiko, semakin detil pengawasan dan disiplin kerja yang diterapkan. Yang pertama sekali pekerja harus dipastikan dalam kondisi sehat jasmani dan rohani dalam memulai pekerjaan. Para pekerja diwajibkan memakai APD yang lengkap dan sesuai standar keselamatan dan keamanan, dan untuk jenis pekerjaan yang beresiko tinggi ada alat pengaman dan standar keselamatan tersendiri.
Setiap pagi, sebelum memulai pekerjaan, tiap lagi bagian HSE melakukan absen dan mengecek kesiapan pekerja dan perlengkapan APD serta memberikan brieffing, arahan rutin dan petunjuk lain sesuai situasi pekerjaan.
Proyek Cut and Fill biasanya melibatkan penggunaan alat berat seperti bulldozer, excavator, dan truk pengangkut. Risiko kecelakaan yang mungkin terjadi termasuk kecelakaan yang melibatkan kendaraan atau mesin, cedera yang disebabkan oleh benda tajam atau material yang jatuh, dan bahaya lingkungan seperti kebisingan atau debu. Oleh karena itu, peran HSE sangat penting dalam meminimalkan risiko dan memastikan keselamatan para pekerja.
Peran HSE dalam proyek Cut and Fill meliputi berbagai aspek, termasuk pengawasan dan pelatihan karyawan, pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemantauan lingkungan kerja. Selain itu, program HSE harus mencakup kebijakan dan prosedur untuk meminimalkan risiko yang mungkin terjadi selama proyek berlangsung. Semua karyawan harus dilengkapi dengan alat pelindung diri seperti helm, sepatu kerja, dan sarung tangan untuk mengurangi risiko cedera.
Selain APD, bagian HSE juga harus memperhatikan kedisiplinan pekerja, tidak merokok saat bekerja, dan memahami fungsi masing-masing pekerja dan fokus dalam bekerja agar tidak terjadi hal-hal yang dapat mengancam keselamatan bekerja. Pekerja satu sama lain dipastikan menjadi tim kerja yang solid, saling mengingatkan kalau ada hal-hal yang mengancam keselamatan rekan kerja. Bagian HSE juga memasang tanda-tanda khusus di tempat tertentu yang menjadi perhatian pekerja untuk dipatuhi dan diindahkan.
Karena mencegah lebih baik dari pada mengobati atau menanggung akibat. Di Proyek harus terpasang spanduk K3 dan spanduk pemakaian Apd. Setiap hari bagian HSE membuat laporan harian tentang K3.. Jumlah pekerja.. Kejadian yang ada.. Dan jumlah jam selamat tanpa kecelakaan kerja.
Selain itu, pelatihan juga sangat penting dalam proyek Cut and Fill. Para karyawan harus dilatih tentang cara menggunakan alat berat dengan benar dan bagaimana meminimalkan risiko selama bekerja. Pelatihan harus meliputi cara menggunakan alat berat, teknik penanganan material, dan langkah-langkah keselamatan yang harus diambil selama bekerja.
Leave a Reply